Masyarakat
Islam Liberal
Sebelum membahas mengenai masyarakat
Islam yang menggunakan Ideologi Liberal kita harus dulu memahami apa Liberal
itu sendiri. Liberal adalah pandangan
yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai
politik yang sama.
Liberal, memciptakan suatu
masyarakat yang bebas dicirikan oleh kebebasan berfikir bagi para individu. Paham
liberalism menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama.
Islam, suatu ajaran atau agama yang
mengimani sutu tuhan, yaitu ALLAH. Dengan pengikut seperempat miliar orang
pengikut atau penganut di seluruh dunia, yang kemudian menjadikan islam sebagai
Negara terbesar kedua di dunia setelah Kristen. Islam memiliki arti “penyerah”
atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan.
Banyak sekali pro dan kontra
mengenai seorang muslim yang menggunakan paham akan liberalism, pasalnya dalam
kitab atau pedoman umat muslim terdapat aturan atau batasan yang tidak dapat di
langgar dan jikalau di langgar maka akan mendapatkan sangsi yaitu DOSA. Ketika
seorang muslim memilikin paham akan liberalism mereka menjadi lebih kritis
dalam pemikiran dan menganalisis suatu hal yang selalu berdasarkan akal dan
logika.
Pertama kita akan melihat dari sisi
pro, mereka berfikiran bahwa mesiun kita adalah seorang muslim tapi kita boleh
untuk berfikiran liberal dimana semua hal yang kita lakukan tidak harus selalu
berhubungan dengan ajaran agama karena kita sebagai makhluk sosial hidup di
lingkungan yang buhan hanya orang muslim saja.
Ketika kita membahas mengenai
liberalism munculah pluralism, dimana ada toleransi antara agama satu dengan
yang lain. Karena mereka beranggapan bahwa semua agama mengajarkan hal
kebenaran dan semua agama adalah benar. Semua agama juga mengajarkan kebaikan
jadi mereka berkata bahwa Islam bukan agama yang paling benar melainnya semua
agama.
Sedangkan yang contra atau tidak
setuju dengan orang muslim yang menggunakan paham liberalism mereka berfikir
bahwa apa yang diajarkan oleh agama adalah benar. Ketika mereka melakukan suatu
hal dan dalam agama itu adalah berbuatan yang dilanggar maka, mereka tidak akan
melakukannya dan akan patuh pada setiap larangan larangan yang telah ada.
Sebagai seorang muslim mereka juga harus menyembah dan patuh terhadap sang
pencipta yaitu ALLAH.
Bisa dikatakan saya sebagai orang ketiga lebih
memihak kepada Islam yang dapat berfikiran atau paham akan liberalism tetapi
kita juga masih harus tau batasan batasan yang tidak boleh dilewati . Boleh
kita untuk berfikiran secara kritis, bebas, dan sesuai dengan logika tetapi
sebagai orang yang masih memiliki rasa kepercayaan akan adanya tuhan maka kita
harus tetap menghirmati dan tidah menjelek jelekkan agama kita sendiri. Karena
yang kita lakukan jika kita menjelekkan agama kita sendiri mereka yang tidak
menyukai atau ingin menjatuhkan agama kita akan menjadi sangat senang.
Beberapa tokoh Islam yang menganut paham liberalism:
·
Adian
Husaini dalam bukunya “Islam Liberal. Pluralisme Agama
dan Diabolisma Intelektual “ menulis :
Mencermati
fenomena sekularisasi – Liberalisasi di Indonesia seperti itu boleh dikatakan
bahawa negara dengan jumlah Muslim terbesar di dunia ini sedang mengalami
proses penghancuran akidah secara besar-besaran. Coba bayangkan, sebagai
contoh, pada tahun 1981 diterbitkan sebuah buku berjudul “Pergolakan
Pemikiran Islam: Catatan Harian Ahmad Wahib”. Di antara isinya adalah
kata-kata Ahamd Wahib.
“Wah
andaikata hanya tangan kiri Muhammad yang memegang kitab yaitu al-Hadis, sedang
dalam tangan kanannya tidak ada wahyu Allah (al-Quran), maka dengan tegas aku
akan berkata bahawa Karl Marx dan Frederich Engels lebih hebat dari utusan
Tuhan itu. Otak kedua orang itu yang luar biasa dan pengabdiannya yang luar
biasa pula, akan menyakinkan setiap orang bahawa kedua orang besar itu adalah
penghuni syurga tingkat pertama, berkumpul dengan para Nabi dan Syuhada”.
·
Azumardi Azra. Rektor UIN (Universiti Islam Negeri),
seorang tokoh penting Islam Liberal, memberi kata pengantar buku “Islamic
Invation” karangan Robert Morey yang mengandungi penghinaan terhadap Islam.
Antara kata-kata yang terdapat dalam buku ini ialah :-
“ Kekuatan
dan kegeniusan Muhammad yang mengagumkan membuat dia mampu merubah
tatacara ibadat penyembahan dewa bulan yang bernama Allah itu menjadi
sebuah agama Islam, agama kedua terbesar dunia”.
“ Namun kalau
kita perhatikan kehidupan Muhammad, kita akan menemukan bahawa dia
merupakan manusia biasa yang juga bergelumang dosa seperti halnya dengan
kita semua. Dia berbohong. dia menipu, dia dipenuhi nafsu berahi, dia
mengingkari janji, dia membunuh dan lain-lain. Dia tidak sempurna dan dia juga
berdosa”.
·
Sukidi, seorang
aktivis Muhammadiyah yang aktif menyebarkan faham pluralisme agama menulis
dalam akhbar JAWA Pos 11 Januari, 2004 seperti berikut :
“Dan Konsekuennya,
ada banyak kebenaran (many truths) dalam tradisi dan agama-agama. Nietzsche
menegaskan adanya “Kebenaran Tunggal dan justru bersifat afirmatif terhadap
banyak kebenaran, Mahatma Gandi pun seirama dengan mendeklerasikan bahawa semua
agama – entah Hinduisme, Buddhisme, Yahudi, Kristen, Islam, Zoroster, maupun
lainnya adalah benar. Dan konsekuensinya, kebenaran ada dan ditemukan pada
semua agama ...... kerana itu, mari kita memproklamasikan kembali bahawa
pluralisme agama sudah menjadi hukum Tuhan (sunnatullah) yang tidak mungkin
berubah “.
Jadi
pada hakekatnya ajaran semua agama itu benar dan kita sebagai masyarakat yang
menganutnya harus saling menghormati agama satu dengan lainnya supaya keadaan
yang tentram bisa terjalin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar