Minggu, 22 November 2015

Femisisme

Feminisme
            Feminisme adalah sebuah paham yang muncul ketika wanita menuntut untuk mendapatkan kesetaraan hak yang sama dengan pria. Istilah ini pertama kali digunakan di dalam debat politik di Perancis di akhir abad 19. Menurut June Hannam (2007:22) di dalam buku Feminism, kata feminisme bisa diartikan sebagai:
1.      A recognition of an imbalance of power between the sexes, with woman in a subordinate role to men.
2.      A belief that woman condition is social constructed and therefore can be changed .
3.       An emphasis on female autonomy.

Terjemahan:
1.      Pengakuan tentang ketidakseimbangan kekuatan antara dua jenis kelamin, dengan peranan wanita berada dibawah pria.
2.      Keyakinan bahwa kondisi wanita terbentuk secara sosial dan maka dari itu dapat diubah.
3.      Penekanan pada otonomi wanita.

Awal abad ke-18 dapat disebut
sebagai titik awal dalam sejarah feminisme. Walaupun sudah ada wanita yang melakukan debat untuk mendapat posisi yang diakui masyarakat, feminisme belum terlalu banyak berkembang pada saat itu. Pada saat itu yang bermunculan adalah para wanita yang menulis karya yang menunjukkan tuntutan mereka untuk mendapatkan persamaan hak, khususnya di dalam bidang pendidikan. Kemudian, Para wanita mulai tertarik dengan ide-ide baru yang muncul setelah revolusi Perancis. Mereka membayangkan kalau hubungan antar gender yang saat ini berlaku dihapuskan dan muncul dalam bentuk berbagai macam asosiasi yang ingin menghentikan dominasi pria dan menolak anggapan umum bagaimana menjadi seorang wanita saat itu. (Hannam, 2007:6).

Sekitar pertengahan abad ke-18, para wanita di Eropa, Amerika Utara, dan para koloninya di Kanada, Selandia Baru dan Australia mengatur bersama pertama kalinya di dalam kelompok dan masyarakat yang bertujuan mancapai perubahan dan perkembangan di dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik wanita. Organisasi menjadi pusat dari sejarah gerakan feminisme. Mereka terus mendidik dan membuat para wanita menuangkan isi pikirannya. Mereka ingin ideologi mereka dikenali di masa depan nantinya. Mereka menulis autobiografi, riwayat hidup atau sejarah yang kelak akan kita kenal sebagai karakteristik dari awal munculnya feminisme. (Hannam, 2007:7)

Gerakan-gerakan yang terorganisasi inilah yang menjadi pusat di dalam sejarah feminisme. Wanita-wanita yang dididik dan mengeluarkan isi pikirannya ini sadar mereka sedang membuat sejarah. Mereka ingin di masa depan, generasi selanjutnya mengetaui prestasi mereka diketahui dan menceritakannya. Mereka menulis autobiografi, memoir, dan sejarah yang nantinya akan membantu terbentuknya karakteristik dan tujuan dari feminisme awal. Hubungan dekat antara politik feminis dan organisasi-organisasi inilah yang menjadi cikal bakal pergerakan wanita di tahun 1960 sampai dengan tahun 70-an. (Hannam, 2007:7)

           

Feminisme adalah sebuah paham yang muncul ketika wanita menuntut untuk mendapatkan kesetaraan hak yang sama dengan pria. Istilah ini pertama kali digunakan di dalam debat politik di Perancis di akhir abad 19.
Menurut June Hannam (2007:22) di dalam buku Feminism, kata feminisme bisa diartikan sebagai:
1.      A recognition of an imbalance of power between the sexes, with
woman in a subordinate role to men.
2.      A belief that woman condition is social constructed and therefore
can be changed .
3.      An emphasis on female autonomy.

Terjemahan:
1.      Pengakuan tentang ketidakseimbangan kekuatan antara dua jenis
kelamin, dengan peranan wanita berada dibawah pria.
2.      Keyakinan bahwa kondisi wanita terbentuk secara sosial dan
maka dari itu dapat diubah.
3.      Penekanan pada otonomi wanita.

Awal abad ke-18 dapat disebut sebagai titik awal dalam sejarah feminisme. Walaupun sudah ada wanita yang melakukan debat untuk mendapat posisi yang diakui masyarakat, feminisme belum terlalu banyak berkembang pada saat itu. Pada saat itu yang bermunculan adalah para wanita yang menulis karya yang menunjukkan tuntutan mereka untuk mendapatkan persamaan hak, khususnya di dalam bidang pendidikan. Kemudian, Para wanita mulai tertarik dengan ide-ide baru yang muncul setelah revolusi Perancis. Mereka membayangkan kalau hubungan antar gender yang saat ini berlaku dihapuskan dan muncul dalam bentuk berbagai macam asosiasi yang ingin menghentikan dominasi pria dan menolak anggapan umum bagaimana menjadi
seorang wanita saat itu. (Hannam, 2007:6)
Sekitar pertengahan abad ke-18, para wanita di Eropa, Amerika Utara, dan para koloninya di Kanada, Selandia Baru dan Australia mengatur bersama pertama kalinya di dalam kelompok dan masyarakat yang bertujuan mancapai perubahan dan perkembangan di dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik wanita. Organisasiorganisasi menjadi pusat dari sejarah gerakan feminisme. Mereka terus mendidik dan membuat para wanita menuangkan isi pikirannya. Mereka ingin ideologi mereka dikenali di masa depan nantinya. Mereka menulis autobiografi, riwayat hidup atau sejarah yang kelak akan kita kenal sebagai karakteristik dari awal munculnya
feminisme. (Hannam, 2007:7)

Gerakan-gerakan yang terorganisasi inilah yang menjadi pusat di dalam sejarah feminisme. Wanita-wanita yang dididik dan mengeluarkan isi pikirannya ini sadar mereka sedang membuat sejarah. Mereka ingin di masa depan, generasi selanjutnya mengetaui prestasi mereka diketahui dan menceritakannya. Mereka menulis autobiografi, memoir, dan sejarah yang nantinya akan membantu terbentuknya karakteristik dan tujuan dari feminisme awal. Hubungan dekat antara politik feminis dan organisasi-organisasi inilah yang menjadi cikal bakal pergerakan wanita di tahun 1960 sampai dengan tahun 70-an. (Hannam, 2007:7).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar